Breaking Posts

6/trending/recent
Type Here to Get Search Results !

18 Tahun Jejak dan Dinamika PMII di Sumatera Barat (2006-2024)


 

Judul: 18 Tahun Jejak dan Dinamika PMII di Sumatera Barat  (2006-2024)

Penulis               : Armaidi Tanjung, S.Sos, M.A

Pengantar       : Dr. Asyari Hasan, S.H.I., M.Ag., C.M.

Penerbit            : Pustaka Artaz

Anggota IKAPI  :   038/SB/2023

ISBN                   : 978-979-8833-00-0

Cetakan I         :   Januari 2025

Halaman          : xx + 370

Harga                 : Rp  ,-

 Penulisan buku ini merupakan langkah awal untuk merekam jejak rekam dan dinamika Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di  Sumatera Barat setelah mengalami kevakuman yang cukup lama pascareformasi. Pada awal dekade 2000-an, terasa sulit mencari alumni/kader PMII untuk diajak berkomunikasi. Hal itu salah satu disebabkan  kepengurusan PMII di Sumatera Barat dan kaderisasi yang tidak lagi berjalan. Padahal sebagai organisasi kemahasiswaan yang berpahamkan Islam Ahlussunnah Waljamaah, organisasi mahasiswa yang didirikan oleh anak-anak muda Nahdlatul Ulama di perguruan tinggi.  Kehadiran PMII tentu sangat dibutuhkan sebagai kader mahasiswa yang berbasiskan Islam Ahlussunnah Waljamaah yang sejalan dengan prinsip-prinsip Nahdlatul Ulama (NU).

Buku ini tidak hanya menjadi dokumen sejarah, tetapi juga menjadi cermin tentang bagaimana sebuah gerakan terus berproses, tumbuh, dan menjawab tantangan zaman dengan caranya sendiri. Buku ini juga diharapakan dapat menggugah paradikma masyarakat “shifting Paradigm” baik masyarakat Minangkabau maupun Indonesia, bahwa di Sumatera Barat juga terdapat organisasi kemahasiswaan bernama PMII yang sedang berkembang dan bersinergi dengan masyarakat dan segera melahirkan tokoh-tokoh bangsa yang kelak dapat memimpin Indonesia nantinya dengan semangat “tangan terkepal dan maju ke muka”.

Buku ini memiliki kemampuan untuk menghadirkan narasi secara jujur dan menyeluruh. Ia tidak hanya mencatat keberhasilan, tetapi juga menelusuri dinamika internal dan eksternal organisasi yang penuh warna dan dinamika. Kekuatan naratif ini memperlihatkan adanya konsistensi gerakan serta daya tahan PMII sebagai wadah pembentukan kader yang tangguh, kritis, dan adaptif terhadap perubahan.

Namun demikian, terdapat pula catatan penting yang perlu direnungkan. Beberapa bagian buku ini mengungkapkan bahwa belum semua proses kaderisasi dan penguatan organisasi berjalan optimal. Masih tampak adanya kesenjangan antara idealisme dan implementasi di tingkat praksis. Hal ini menunjukkan bahwa proses transformasi organisasi tidak pernah linier dan senantiasa memerlukan evaluasi mendalam dari waktu ke waktu. Diperlukan kerja keras semua unsur; alumni PMII, kader PMII yang lagi aktif dan juga stakeholder Nahdlatul Ulama (NU) untuk turut bergerak bersama mengembangkan PMII Sumatera Barat khususnya dan Indonesia umumnya. Karena menjadikan fikrah, ibadah dan harokah an-nahdiyah dalam satu wadah organisasi dengan latar belakang orang, budaya, pendidikan bahkan kepentingan yang berbeda itu ternyata tidak mudah.

Meski begitu, buku ini juga membuka cakrawala baru tentang berbagai kemungkinan ke depan. Ruang bagi pengembangan gerakan intelektual, penguatan jejaring antar wilayah, hingga kolaborasi lintas sektor menjadi titik terang yang sangat menjanjikan, apalagi di tengah era digital dan keterbukaan informasi seperti saat ini. Ini menjadi peluang besar untuk menjadikan PMII Sumatera Barat sebagai aktor penting dalam pembangunan sosial dan kebudayaan.

Tentu saja, tantangan juga tak sedikit. Perubahan arus zaman yang kian cepat, godaan pragmatisme, dan derasnya polarisasi sosial menjadi hambatan yang perlu diantisipasi secara cermat. Buku ini secara tidak langsung memberikan peringatan dini “early warning system” akan pentingnya menjaga ruh gerakan agar tetap berada di rel perjuangan yang mencerahkan.

Pada tahun 2006, setelah adanya mandat dan pembentukan kembali PMII Kota Padang, maka PMII kembali menata diri dan mengembangkannya ke berbagai kampus dan daerah. Buku ini merupakan jejak dan dinamika PMII di Sumatera Barat yang sudah dipublikasi di berbagai media, baik media online maupun media cetak. Sehingga jejak, kegiatan dan dinamika yang dimuat buku ini di akhir tulisannya disebutkan sumbernya. Berarti tulisan tersebut sudah dipublikasikan di media tersebut.

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.