Breaking Posts

6/trending/recent
Type Here to Get Search Results !

Surat Menggerakkan Literasi (Membaca dan Menulis)


Judul   :  Surat Menggerakkan Literasi (Membaca dan Menulis)

Penulis                 : Armaidi Tanjung, S.Sos., M.A

Penerbit               : Pustaka Artaz   

Anggota IKAPI   :  038/SB/2023

Cetakan I             :   Nopember 2025

Halaman              :  viii  + 220  

ISBN                    : 978-979-8833-00-0

Harga                   : Rp  

 

Di era digital yang serba cepat, instan, dan viralisasi sekarang, surat sebagai alat komunikasi antar personal semakin terpinggirkan. Apalagi surat yang ditulis dengan tulisan tangan, semakin menjadi barang langka dalam berkomunikasi.

Padahal surat bukan hanya semata media penyampai pesan dari si penulis surat kepada orang yang dituju. Surat juga bisa  menjadi fungsi lain, seperti untuk melihat pikiran, karakter, sikap dari si penulisnya. Surat juga bisa menjadi dokumen sejarah, informasi, ilmu pengetahuan, menggerakkan orang untuk membaca dan menulis.

Kebiasaan menulis surat bisa mendorong seseorang melahirkan banyak ide, gagasan, kemudian melahirkan tulisan yang bermanfaat bagi orang lain. Tentunya menulis surat perlu kembali ditumbuhkan, terutama di kalangan remaja (pelajar) agar menulis surat bukan pekerjaan asing bagi mereka.

Buku ini berbicara seputar surat yang pernah dialami penulis. Kecuali di bagian pertama (I), berisi surat yang fenomenal dilakukan Raden Ajeng Kartini yang kemudian menjadi Pahlawan Nasional.

Pada bagian kedua (II), pengalaman menulis awal-awal menulis surat. Melalui bersahabat pena, berkirim surat dengan sahabat pena, baik yang pernah bertemu, maupun tidak pernah bertatap muka. Hingga buku ini tulis, masih ada di antara sahabat pena yang tak pernah bertemu. Sempat pula berkirim surat dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan era Presiden Soeharto, yakni Prof. Fuad Hasan.

Pada bagian ketiga (III), penyelenggaraan Lomba Menulis Surat Untuk Ibu yang gagasan awalnya penulis sampaikan kepada Ketua DPD SatuPena Sumatera Barat Sastri Bakry. Ide itu disambut baik, dengan DPD SatuPena Sumbar penyelenggaranya. Kegiatan ini berlangsung sukses hingga berhasil menerbitkan buku kumpulan 40 surat-surat yang masuk nominasi.

Bagian keempat (IV), masih Lomba Menulis Surat. Dengan pengalaman dari pelaksanaan lomba menulis surat sebelumnya, ditambah didukung Pokir Anggota DPRD Sumatera Barat Albert Hendra Lukman melalui Dinas Kearsipan dan perpustakaan provinsi Sumatera Barat, pelaksanaannya diperluas. Semula hanya bagi guru dan siswa SMA/SMK/MA atau sederajat. Pada Lomba yang digelar tahun 2025 ini, pesertanya guru dari tingkat SD, SMP, SMA/SMK/MA/sederajat. Sedangkan peserta siswa ditambah dari SMP/Tsanawiyah/sederajat. Selain itu temanya, yang pertama surat kepada ibu. Sekarang  surat yang ditulis guru ditujukan kepada siswa, sedangan surat siswa ditujukan kepada guru.

Buku ini dilengkapi juga dengan respon dari para pemenang terhadap perhatian SatuPena Sumbar yagn diberikan kepada pemenang. Selama ini lomba yang diikutinya, ketika selesai penyerahan hadiah, tidak ada lagi interaksi penyelenggara dengan pemenang. Tapi kali ini, justru para pemenang masih diberi panggung untuk tampil dan silaturrahmi dengan berbagai kegiatannya. Seperti dinner bersama Bunda Literasi Sumbar di Gubernuran, tampil di Festival Kota Tua Padang, dan membaca  puisi pada kegiatan peluncuran dan bedah buku di Padang. 

Buku ini layak dibaca oleh penggerak literasi, pendidik, pemerhati  pendidikan, pustakawan dan pembaca lainnya yang  mencintai ilmu pengetahuan  untuk mewujudkan budaya membaca dan menulis tentunya.


Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.