Breaking Posts

6/trending/recent
Type Here to Get Search Results !

Persenyawaan Islam dan Adat di Minangkabau

 


Judul: Persenyawaan Islam dan Adat di Minangkabau

Penulis   : Drs. H. Tuanku Bagindo Mohammad Leter

Editor    : Armaidi Tanjung, S.Sos, M.A.

Penerbit : Pustaka Artaz

ISBN       : 978-979-8833-48-9

Cetakan  :  Februari 2021

Halaman : xiv + 281

Harga      : Rp  90.000,- 

Adat Minang adalah sebagai identitas bagi anak Minang, berarti dengan memahami isi buku ini diharapkan jati diri anak Minang semakin mantap, karakternya semakin tampak ada sikap dan tingkah laku dalam kehidupan jati diri, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

Dengan terbitnya  buku ini kita berharap agar pinang pulang ka tampuaknyo, siriah pulang ka ganggangnyo di atas landasan Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah, Syara’ mangato, adat mamakai, alam takambang jadi guru. Sebab agama Islam dan budaya Minangkabau serta Indonesia sedang diintervensi oleh budaya liberal, kapitalis, vrydender dan etais.

Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK), syarak mangato, adat mamakai. Demikian ungkapan yang sering dikaitkan dengan falsafah hidup orang Minangkabau. Ungkapan tersebut sering kali menjadi topik pembicaraan dalam berbagai kesempatan, baik dalam forum resmi, informal maupun dalam diskusi terbatas.

Ungkapan tersebut merupakan implementasi dari persenyawaan agama Islam dengan adat Minangkabau. Adat Minangkabau yang sudah ada sebelum masuknya agama Islam ke Minangkabau. Kebudayaan dan tradisi yang sudah ada dalam kehidupan adat Minangkabau, kemudian disesuaikan dengan ajaran agama Islam. Sehingga ada tradisi agama Islam yang hanya ditemui di Minangkabau yang sudah disesuaikan dengan tradisi adat sebelumnya.

Sumanto Al Qurtuby (2019, h.xvii) menyebutkan, agama juga berperan penting  dalam membentuk sebuah tradisi dan budaya di masyarakat. Banyak sekali tradisi dan kebudayaan berkembang di sebuah masyarakat dan diwariskan secara turun-temurun (baik melalui lisan maupun tulisan, baik melalui tindakan maupun proses belajar) dari nenek moyang karena dipengaruhi oleh norma, nilai, atau doktrin agama. Demikian pula, banyak norma, nilai, dan doktrin  agama yang sebetulnya juga dipengaruhi oleh tradisi dan budaya tertentu di masyarakat. Relasi antara agama-tradisi-budaya ini juga sering kali sangat sulit untuk diurai karena saling terkait  dan berkelindan.

Di Minangkabau juga banyak tradisi yang tumbuh di masyarakat yang merupakan persenyawaan agama Islam dan adat. Dalam hukum waris pun, di Minangkabau dikenal dengan pusaka tinggi dan pusaka rendah. Pusaka tinggi tidak diwariskan kepada anak-anak (keturunan), melainkan tetap diwariskan kepada keluarga asal. Pusaka tinggi hak kepemilikannya tetap berada pada saudara perempuan bersama anak-anaknya. Sedangkan pusaka rendah yang merupakan harta hasil pencaharian pasangan suami-isteri diwariskan kepada anak-anaknya. Ini salah satu bentuk bagaimana hukum agama Islam tetap dijalan, sedangkan hukum adat tidak diusik.

Adalah Drs. H. Tuanku Bagindo Mohammad Leter, ulama kondang di Sumatera Barat yang juga aktif di lembaga adat Minangkabau, yakni Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Sumatera Barat. Sebagai ulama dan tokoh adat, beliau banyak diminta memberikan gagasan dan pikiran dalam berbagai seminar, lokakarya, workshop, pelatihan dan sebagainya. Sehingga puluhan makalah bertumpuk di ruang kerjanya yang sudah disampaikan di berbagai kesempatan.

Salah satu tema yang sering diberikan adalah terkait agama Islam dan adat Minangkabau dari berbagai aspek kehidupan. Setelah kami seleksi, pada kesempatan ini ada tujuh belas makalah yang disajikan dalam buku ini.

Sehingga persenyawaan agama Islam dengan adat Minangkabau semakin jelas dan dapat dipahami. Kehadiran buku ini setidaknya akan turut memperkaya literasi adat Minangkabau yang berfalsafah Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah.

 

Berikut daftar isi buku ini:

1.     ABS-SBK Dalam Kerangka Pengamalan Agama

2.    Prinsip-Prinsip Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah Dalam Tatanan Budaya Minangkabau

3.    Etika Menurut ABS-SBK Dalam  Kehidupan Banagari

4.    Peranan Orang Tua Dalam Penerapan ABS-SBK di Rumah Tangga

5.    Peranan Tungku Tigo Sajarangan Dalam Meningkatkan Ketahanan Nasional dan Wawasan Nusantara

6.    Konsep dan Silabus Pendidikan Surau

7.    Peranan Agama Dalam Pembangunan Nagari

8. Agama, Adat dan Sosial Budaya Minangkabau

9.    Dakwah Dalam Era Informasi dan Globalisasi

10. Peranan LKAAM Dalam Mencegah dan Memberantas Maksiat di Sumatera Barat

11.     Filosofi ABS-SBK Dalam Pendidikan Karakter Masyarakat Sumatera Barat

12. Prinsip-Prinsip Adat Basandi Syarak Dalam Tatanah Budaya Minangkabau

13.    Seni dan Permainan Anak Nagari Minangkabau

14.      Perkembangan Seni QasidahDi Sumatera Barat dan Hubungan Dengan Adat Minang

15.      Narkoba  Dalam Pandangan Islam dan Adat

16.      Kunjungan Wisata dan Pengaruhnya Terhadap Sosio Budaya Minangkabau

17.      Peranan Wakaf Dalam Pemberdayaan Ekonomi Umat

Daftar Pustaka

Tentang Penulis

Tentang Editor

(*)

 

 

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.