Judul : FILSAFAT DAKWAH (Untuk UIN, IAIN, STAIN, PTAIS dan Umum)
Penulis : Prof. Dr. H. Salmadanis, M.A dan Armaidi Tanjung, S.Sos, M.A
Penerbit : Pustaka Artaz
Tebal : x + 465 Halaman
Cetakan
I :
September 2020
ISBN : 978-979-8833-35-9
Harga:
Rp 150.000,-
Dakwah agama Islam tentu saja dimulai dan dipelopori oleh Nabi Muhammad Saw. Sampai sekarang dan nanti, dakwah ini akan terus berlangsung dari zaman ke zaman. Perkembangan dakwah juga sangat dipengaruhi oleh perkembangan dan kemajuan dari ilmu pengetahuan dan teknologi.
Buku ini merupakan kajian Filsafat Dakwah yang pada dasarnya membicarakan beberapa aspek pokok dan mendasar terkait praktek dakwah dan ilmu dakwah. Pertama, kajian mendasar tentang pengertian filsafat, sejarah filsafat dalam islam, pembagian filsafat, filsafat dakwah, ruang lingkup kajian filsafat dakwah dan tujuan filsafat dakwah. Kedua, kajian yang membahas tentang hakikat tujuan dakwah, filsafat tujuan, fungsi tujuan dan tahapan dalam mencapai tujuan serta ciri-ciri tujuan.
Ketiga, menguraikan hakikat hukum dakwah, baik hukum dakwah dalam Al-qur'an maupun hukum dakwah dalam hadis. Keempat, kajian yang membahas tentang bagaimana cara pandang filsafat dakwah terhadap ilmu pengetahuan dilihat dari kajian epistemologi, ontolologi, dan aksiologi sebuah ilmu, metode memperoleh ilmu, apa yang menjadi lapangan pembahasan dari filsafat ilmu dakwah, serta apa manfaat dari mempelajari filsafat ilmu dakwah tersebut. Kelima, membagas tentang, hakikat manusia baik sebagai subjek maupun objek dakwah dilihat dari pandangan filosof, teologi, dan Al-Qur’an.
Keenam, kajian yang berangkat dari kebutuhan manusia kapada dakwah dan filsafat, kajian ini menyangkut tentang fitrah manusia bahwasanya kebutuhan manusia terhadap dakwah itu adalah fitrah manusia, karena tanpa adanya dakwah manusia itu ibarat “kapal tanpa nahkoda”. Begitu juga kebutuhan manusia kepada filsafat, seperti ungkapan Auguste Comte “cogito ergo sum” artinya “saya berfikir maka saya ada”, ada disini maksudnya memberdayakan, mengembangkan daya pikiran untuk kebaikan. Dari sini akan diketahui bahwa seberapa penting fungsi dakwah bagi kehidupan manusia.
Ketujuh, perkembangan pemikiran dakwah dalam al-qur’an yang meliputi: perkembangan kegiatan dakwah dari masa ke masa, dakwah sebelum islam, dakwah pada masa Rasulullah Saw., kegiatan dakwah dalam al-Qur’an, subjek dakwah, syarat dan sifat juru dakwah, objek dakwah, materi dakwah, metode dakwah, media dakwah dan periode turunnya al-Qur’an.
Kedelapan,
menjelaskan hakikat da’i meliputi pengertian al-da’i, keutamaan da’i, tugas dan
tanggungjawab al-da’i, fungsi da’i,
sifat-sifat al-da’i, prinsip dasar al-da’i, dan kunci keberhasilan dakwah.
Kesembilan, hakikat metode dakwah meliputi pengertian hakikat metode dakwah, teknik metode dakwah, metode pendekatan, dasar metode dakwah dan pembagiannya. Kesepuluh, hakikat metode dakwah bil hikmah, pengertian hikmah, tujuan metode dakwah al-hikmah, bentuk-bentuk/ruang lingkup metode dakwah bil-hikmah, aplikasi metode dakwah bil-hikmah kepada umat. Kesebelas, hakikat metode dakwah al- mau’izhah al-hasanah menguraikan pengertian metode dakwah al- mau’izhah al-hasanah, tujuan dan fungsi metode dakwah al- mau’izhah al-hasanah, ruangl lngkup metode dakwah al- mau’izhah al-hasanah, aplikasi metode dakwah al- mau’izhah al-hasanah.
Keduabelas, hakikat metode dakwah mujadalah allati hiya ahsan, pengertian metode dakwah mujadalah allati hiya ahsan, tujuan metode dakwah mujadalah allati hiya ahsan, ruang lingkup/bentuk-bentuk metode dakwah mujadalah allati hiya ahsan, aplikasi metode dakwah mujadalah allati hiya ahsan terhadap umat.
Ketigabelas, konsep amar ma’ruf nahi mungkar perspektif filosof, teologi dan fiqh, pengertian al-amr bil ma'ruf wa al-nahy an al-munkar, amar ma’ruf nahi perspektif teologi, amar ma’ruf nahi perspektif filosof, amar ma’ruf nahi mungkar perspektif fiqh, perbedaaanya dengan dakwah, mubaligh, `ulama dan 'umara.
Keempatbelas, hakikat kepemimpinan umat menjelaskan, pengertian pemimpin, bentuk-bentuk kepemimpinan umat, syarat-syarat pemimpin, keharusan adanya pemimpin, tanggung jawab pemimpin dan kriteria pemimpin (standar kompetensi pemimpin). kelimabelas, hakikat struktur lembaga dakwah menguraikan pengertian struktur lembaga dakwah, fungsi lembaga dakwah dalam masyarakat, fungsi lembaga dakwah, tujuan lembaga dakwah, dan sistem lembaga dakwah.
Keenambelas, kajian yang membahas tentang, Al-Qur’an sebagai sumber inspirasi filsafat ilmu dakwah. Artinya, munculnya ilmu pengetahuan tidak terlepas dari Al-Qur’an, karena dikatakan bahwa sumber ilmu pengetahuan yang benar tidak saja diperoleh dari cara berfikir yang benar, akan tetapi lebih dari itu, sumber pengetahuan yang benar itu datangnya dari Al-Qur’an. Sehingga apabila sebuah ilmu disandarkan kepada Al-Qur’an maka ilmu sarat dengan nilai-nilai dan norma-norma agama, yang kebenarannnya mutlak.
Ketujuh belas, bangunan teologi dakwah islam yang menjelaskan bangunan teologis dakwah tentang perbuatan manusia dan problema teologi dakwah hari ini.
Kedelapan
belas, terkait dengan perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat saat
ini dan ke depannya, dunia sudah sangat berubah begitu pesat. Kehadiaran
internet, cyber space, sudah sangat mempengaruhi pola, perilaku dan budaya umat
manusia dalam menjalani kehidupannya. Termasuk dakwah dalam agama Islam
sendiri. Pada bagian ini menguraikan dakwah di cyber space, peluang dan
tantangannya, perkembangan internet, dakwah di cyber space serta unsur dakwah
di cyber space. ***