Judul : Cerita Ayah Buat Sang Putri
Penulis
: Adrinal Tanjung
Editor
: Armaidi Tanjung
Penerbit
: Pustaka Artaz
Cetakan
: Agustus 2023
Hal.
: xlii + 142
ISBN
: 978-979-8833-70-0
Ukuran
: 14.00 X 20.00 mm
Harga
: Rp 80.000,-
Cinta karena terbiasa. Cinta karena
harus dicintai. Semakin memahami bahwa cinta harus diperjuangkan. Melewati hari
penuh cinta, lelah pun tak terasa. Karena cinta, tak ada yang percuma. Cinta membuat
semua bermakna.
Berapa lama perjuangan ini dilalui. Berapa
biaya yang harus dikorbankan. Tapi tetap saja kukuh menjalaninya. Kekuatan cinta
memberi energi berlimpah. Cinta membuat legenda di kemudian hari.
Buku ini mewakili rasa cinta. Sosok perempuan
dalam impian, hadir sebagai Permata Hati. Cerita untuk mewujudkan cita masihlah
panjang. Masih tersisa enam semester lagi. Papa hadirkan buku sederhana ini.
Sebagai wujud cinta Ayah buat Sang
Putri. untuk terus berjuang mewujudkan cita-cita. Tetapi semangat raih yang terbaik.
Sebuah persembahan Sang Ayah yang dikemas dalam sebuah buku berjudul Cerita Ayah Buat Sang Putri.
Banyak
cara bagi seorang ayah untuk membahagiakan anaknya. Yang lebih utama adalah
memenuhi kebutuhan hidupnya, baik dalam kehidupan keseharian maupun dalam
meraih cita-citanya. Anak dimasukkan ke sekolah favorit, dipenuhi segala
kebutuhan sekolahnya. Hal itu terus berlanjut ke jenjang pendidikan tinggi,
menyekolah anak hingga sarjana, S1, S2 atau S3.
Apa
pun kebutuhan anak yang diminta, sang ayah memenuhi keinginan anaknya. Apalagi
anak tersebut memiliki kekhususan. Misalnya anak tunggal, anak satu-satunya
perempuan, satu-satunya laki-laki, anak sulung, anak buntut, tanpa disadari
sang ayah selalu memberikan perhatian lebih.
Cara
mengungkapkan dan mewujudkan cinta kasih sayang seorang ayah kepada anaknya
tidak selalu sama. Latar belakang dan status ayah juga menentukan bagaimana
seorang ayah memberikan perhatian kepada anaknya. Ada yang royal memberikan
uang, suka mentraktir makanan, suka mengajak berwisata (jalan-jalan) sang anak,
suka pulang kampung melihat sanak saudara. Ada juga sang ayah yang senang
bercerita kepada anak-anaknya. Sering diajak ayah ke berbagai kegiatan,
kemudian di sela-sela perjalanan bercerita memberikan nasihat.
Kesibukan
sang ayah yang bekerja, siang malam, apalagi dinas (bekerja) keluar kota,
seringkali menyebabkan kurangnya interaksi ayah-anak. Hal ini bisa menimbulkan
berkurangnya kontak batin antara ayah dan anak. Sehingga memunculkan kurang
dekatnya hubungan ayah dan anak. Bahkan anak bisa merasa kehilangan sosok ayah
yang biasa melindungi dirinya dalam keseharian. Sehingga anak pun merasa kurang
dekat dengan ayahnya.
Adalah
Adrinal Tanjung, seorang birokrat yang bekerja di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan mempersembahkan buku kepada anaknya.
Adrinal sering keliling Indonesia dalam melaksanakan tugasnya, sehingga tidak
memiliki waktu banyak bersama anak-anaknya. Hal ini tentu juga dialami banyak
ASN maupun profesi lain yang bekerja jauh dari keluarganya. Karena tuntutan
pekerjaan, mereka harus rela tidak setiap hari bisa bertemu dengan keluarga,
isteri dan anak-anak. Apalagi dengan anak-anaknya, jika sekolah di boarding school atau pondok pesantren,
si anak harus tinggal di mana mereka belajar, praktis semakin sedikit waktu
dalam kebersamaan.
Hal
ini akan terus berlanjut ketika si anak sudah masuk perguruan tinggi, kuliah.
Mereka harus melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi yang tidak lagi dekat
dengan rumah, bahkan umumnya berada di luar daerah/kota dimana sang ayah
(bersama ibu) bertempat tinggal. Praktis semakin mempersempit waktu kebersamaan
ayah – anak.
Walaupun jauh dari sang anak, perhatian Adrinal Tanjung justru semakin menyadarkan dirinya harus berbuat sesuatu untuk sang anak. Sebagai seorang birokrat yang memiliki kemampuan menulis (buku), Adrinal ingin berbagi pengalaman hari-hari yang dilalui dengan sang anak. Lewat tulisan, Adrinal ingin menyampaikan pesan-pesan untuk mengarungi kehidupan yang penuh dengan dinamika dan persaingan global. Akhirnya lahirlah buku ini yang diberi judul, Cerita Ayah Buat Sang Putri. Berulang kali dikatakan hanya untuk sang Putri, anak perempuannya. (*)